BELAJAR MEMBACA DENGAN SISTEM A-I-U-E-O

          HAMPIR usia 9 tahun, saya belum bisa membaca. Solusinya dengan menggunakan sistem di bawah ini, yang idenya saya saya peroleh saat mempermainkan "Mesin Ketik". Cuman butuh waktu 3 minggu.
 
A-I-U-E-O
 
          Ada sebuah SISTEM belajar membaca yang sangat praktis serta membuat murid bisa membaca dalam tempo relatif singkat, yakni dengan SISTEM A-I-U-E-O (SISTEM mengeja sintetis). Murid dituntut untuk mengeja secara sintetis, yakni menghubungkan antara kata yang dibaca dengan lidah/mulut yang dibentuk. Karena saat murid belajar membaca, lidah/mulut mereka bergoyang. perhatikanlah kiatnya yang berkesinambungan berikut ini :

          *) Menyebut A-I-U-E-O dengan urutan tetap, sebagaimana biasanya menyebut 11-12-13-14-15. Aturan ini jangan dirubah selama proses belajar. Tiada lain untuk mempercepat murid untuk segera bisa membaca.

          *) Mengaitkan setiap Huruf Hidup (HH) dengan setiap Huruf Mati (HM), baik HH dulu (seperti AS) maupun HM dulu (seperti SA).

          Untuk S, contohnya, bila murid sudah reflek menyebut A-I-U-E-O, ia pun akan mudah mengeja : SA-SI-SU-SE-SO.

          Bila ditinjau dari Aritmatika, tampak mirip dengan hubungan 1-2-3-4-5 dan 41-42-43-44-45. Mulut si murid mulanya disuruh berdesis, SSSSS ....., kemudian menganga sampai bersuara SA, sehingga langsung meneruskan menyebut SI-SU-SE-SO.

          Demikian pun untuk R, contohnya. Mulut murid disuruh bergetar, RRRRR ......, kemudian menganga sampai bersuara RA, sehingga langsung meneruskan menyebut RI-RU-RE-RO.

          Bagaimana dengan AR-IR-UR-ER-OR?. Mulanya mulut si murid menganga, AAAAA ....., kemudian bergetar sampai bersuara AR, sehingga langsung meneruskan menyebut AR-IR-UR-ER-OR.

          Demikian pun untuk AS-IS-US-ES-OS !

          *) Menyuruh murid memahami mulut saat menyebut A (nganga), I (biasa), U (manyun), E (gepeng), dan O (bundar). Ini untuk meyakinkan mereka bahwa bagaimana pun perbedaan HM, tetapi bila masing-masing digabungkan dengan HH yang sama, ya ... maka saat dieja akan menampakkan pola mulut yang sama, seperti RA dengan SA (nganga) atau DU dengan GU (manyun).

          *) Mengeja. Untuk sementara, biarlah jangan dengan kata yang mengandung dua HM, seperti NY, NG, KH, dan SY. Tetapi dengan kata yang HM dan HH yang sama banyak dengan posisi selang-seling, seperti SUKA, BOLA, MUKA, dan DESA.

          Untuk RANI, contohnya, mulut murid mulanya disuruh bergetar, RRRRR....., kemudian menganga, NAAAAA ...., kemudian berdenging, RANNNNN ....., kemudian membiasa, RANIIIII ....., akhirnya RANI.

          Demikian juga untuk UBAN, contohnya, mulanya murid disuruh memeanyun, kemudian memberebab, UBBBBB....., kemudian menganga, UBA....., kemudian berdenging, UBANNNNN ....., akhirnya UBAN.
 
PENUTUP

          Bila semua sudah dipahami, optimislah anda bahwa dalam waktu relatif singkat, ia akan bisa membaca, termasuk berbagai kata yang mengandung dua HM, seperti SYARAT, NYONYA, KHUSUS, dan NGANGA, malah bisa segera menulis. Selamat dipraktekkan kepada murid ! Moga-moga saja sip !